Nasi+ ayam katsu teriyaki saos. Nasi Lemak Sambal Udang KuehMueh. Nasi + ayam crispy black pepper sauce. Udang crispy mak aku masak untuk aku tak tau nak kata lunch or dinner coz makan pukul 5 petang hahahaha sebab dah terbiasa weekday makan pukul 5 @ pukul 6 petang so, weekend pun perut hanya akan minta makan nasi waktu petang hahaha. Tuang 1
Ayam aduan merupakan salah satu jenis hewan yang memiliki ketangkasan dan kekuatan yang tinggi. Untuk mendapatkan ayam aduan yang kuat dan tangguh, banyak peternak ayam aduan yang melakukan kawin silang. Salah satu rumus kawin silang yang sering digunakan adalah rumus kawin silang ayam aduan 3 darah. Pengertian Rumus Kawin Silang Ayam Aduan 3 Darah Rumus kawin silang ayam aduan 3 darah merupakan teknik kawin silang yang dilakukan dengan menggabungkan keturunan dari 3 ayam aduan yang memiliki ketangkasan dan kekuatan yang tinggi. Rumus ini bertujuan untuk menghasilkan ayam aduan yang lebih kuat dan tangguh dibandingkan dengan ayam aduan biasa. Cara Melakukan Rumus Kawin Silang Ayam Aduan 3 Darah Untuk melakukan rumus kawin silang ayam aduan 3 darah, terlebih dahulu peternak harus menyiapkan 3 ayam indukan yang berkualitas. Kemudian, lakukan kawin silang antara ayam induk pertama dengan ayam induk kedua. Setelah itu, hasil kawin silang tersebut dikawinkan lagi dengan ayam induk ketiga. Dari hasil kawin silang ini diharapkan akan lahir ayam aduan yang lebih kuat dan tangguh. Kelebihan Rumus Kawin Silang Ayam Aduan 3 Darah Rumus kawin silang ayam aduan 3 darah memiliki beberapa kelebihan dibandingkan dengan teknik kawin silang lainnya. Kelebihan yang pertama adalah menghasilkan ayam aduan yang lebih kuat dan tangguh. Selain itu, ayam aduan hasil kawin silang 3 darah juga memiliki karakteristik yang unik dan berbeda dari ayam aduan biasa. Kekurangan Rumus Kawin Silang Ayam Aduan 3 Darah Teknik kawin silang ayam aduan 3 darah juga memiliki beberapa kekurangan. Kekurangan yang pertama adalah membutuhkan waktu yang lebih lama dibandingkan dengan teknik kawin silang lainnya. Selain itu, hasil kawin silang 3 darah juga tidak selalu berhasil dan bisa saja menghasilkan ayam aduan yang lemah atau tidak kuat. Penutup Rumus kawin silang ayam aduan 3 darah merupakan salah satu teknik kawin silang yang sering digunakan oleh peternak ayam aduan. Teknik ini bertujuan untuk menghasilkan ayam aduan yang lebih kuat dan tangguh. Namun, teknik ini juga memiliki beberapa kekurangan yang perlu diperhatikan. Oleh karena itu, sebelum melakukan kawin silang dengan teknik ini, pastikan untuk mempertimbangkan segala faktor dan risiko yang ada. Kesehatan
21Mar 2020 — Ilmuwan menemukan fosil nenek moyang ayam yang dijuluki Wonder Chicken. ceritanya kucing seperti harimau dan singa begitu mendominasi di alam . tein-. - Bobo 11 Agu 2020 — Anehnya, menurut analisis genetik singa gua dan nenek moyang singa Afrika modern tidak melakukan kawin silang. Otariidae (singa laut) .
Artikel ini akan membahas tentang seluk beluk perkawinan silang pada hewan, mulai dari pengertian perkawinan silang, aturan perkawinan silang, hingga contoh hewan hasil perkawinan silang. Salah satu contoh hewan hasil perkawinan silang sumber gambar Pernahkah kamu melihat hewan yang mirip dengan dua spesies sekaligus? Itu merupakan hewan hasil perkawinan silang. Contohnya kucing Savannah, ayam Broiler, sapi Santa Gertrudis, dan bebek Brati atau Tongki. Tentu, persilangan tersebut tidak semata-mata hanya untuk memunculkan hewan dengan spesies baru, melainkan ada tujuan lain seperti meningkatkan produktivitasnya. Nah, di sini kita akan membahas tentang perkawinan silang pada hewan. Udah gak sabar? Yuk, langsung aja scroll ke bawah untuk baca penjelasannya! Apa Itu Perkawinan Silang? Perkawinan silang adalah suatu kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan populasi secara genetik ke arah tertentu. Jadi, ada tujuan tertentu untuk menghasilkan keturunan sesuai dengan harapan. Dalam ilmu pemuliaan ternak, dikenal dua macam teknik persilangan, yaitu persilangan antar individu yang berkerabat inbreeding dan persilangan antar individu yang tidak berkerabat outbreeding. Kalau inbreeding sih udah biasa ya, guys. Seringnya persilangan ini terjadi pada peternakan tradisional dan industri pembibitan. Bahasa simpelnya sih, pernikahan antar saudara. Nah, kalau contoh yang tadi kita bahas di awal seperti sapi Santa Gertrudis dan kucing Savannah merupakan hasil perkawinan silang dengan teknik outbreeding. Perkawinan ini bisa terjadi pada hewan sebangsa atau antar bangsa. Ada tiga jenis persilangan outbreeding, yaitu cross breeding, outcrossing, dan grading up. Biak Silang Cross Breeding Cross breeding adalah teknik persilangan antar hewan yang tidak sebangsa. Simpelnya gini deh, kita sebagai bangsa Indonesia menikah dengan bangsa Eropa. Kebayang kan keturunan kita bakal seperti apa? Haha. Hewan juga begitu, tujuan dilakukannya perkawinan antar bangsa itu untuk menghasilkan keturunan yang memiliki sifat-sifat baik, seperti produksi daging yang tinggi dan postur tubuh besar. Selain itu juga bertujuan untuk memanfaatkan keunggulan ternak dalam keadaan hybrid vigor. Kurang lebih begitu pengertian dari crossbreeding ya, guys. Contohnya adalah sapi Santa Gertrudis yang merupakan hasil perkawinan silang antara sapi Brahman dengan sapi Shorthorn. Biak Silang Luar Out Crossing Jangan terbalik antara teknik out crossing dengan inbreeding ya, guys. Out crossing merupakan persilangan antara ternak sebangsa, tapi mereka tidak punya hubungan kekerabatan. Kalau inbreeding itu dia sebangsa dan sedarah gitu, misalnya suku Jawa menikah dengan suku Jawa juga, tapi bukan saudara atau tidak ada hubungan kekerabatan. Tujuannya untuk apa sih? Tentu saja untuk menjaga kemurnian bangsa tertentu tanpa melakukan inbreeding. Contoh pada hewannya yaitu sapi betina Brahman disilangkan dengan sapi pejantan Brahman. Biak Tingkat Grading Up Grading up merupakan persilangan balik yang dilakukan secara terus menerus terhadap bangsa tertentu. Aduh, aku bingung kak, maksudnya apa ya? Simpelnya gini, ada pejantan bangsa A, disilangkan dengan betina bangsa B. Lahir anak F1, si F1 ini disilangkan lagi dengan pejantan dari bangsa A. Lahirlah F2, kemudian disilangkan lagi dengan pejantan dari bangsa A. Begitu seterusnya. Kamu bisa lihat bagan di bawah ini Perkawinan silang dengan teknik grading up Contoh hewan yang dihasilkan dari teknik ini adalah sapi PO atau proses ongolisasi yang dilakukan oleh pemerintah Hindia Belanda untuk memperbaiki ternak dengan produktivitas rendah. Alasan Melakukan Perkawinan Silang Ada berbagai alasan manusia melakukan perkawinan silang pada hewan. Tujuannya juga bisa berbeda-beda, tergantung permintaan konsumen. Misalnya, memelihara sapi perah tentu untuk dimanfaatkan susunya, sehingga dilakukan pemuliaan ternak atau persilangan agar menghasilkan keturunan dengan produksi susu tinggi. Lain halnya dengan sapi potong, tujuan melakukan persilangan bagi sapi potong adalah menghasilkan daging yang tinggi dan berkualitas. Pada ayam juga dibutuhkan untuk menghasilkan keturunan dengan produksi daging atau telur yang tinggi. Alasan melakukan perkawinan silang antara lain, sbb Melestarikan sifat-sifat yang diinginkan Mempertahankan keunggulan individu ternak Memperoleh produktivitas yang tinggi Substitusi sifat-sifat yang diinginkan Memperbaiki sifat kesehatan dan kesuburan ternak Aturan Perkawinan Silang Dalam melakukan perkawinan silang juga ada aturannya lho, guys. Kira-kira ada aturan apa aja sih? Langsung scroll ke bawah aja yuk! Perhatikan Tujuan dan Teknis Persilangannya Untuk aturan perkawinan silang sendiri, kamu harus mengacu terlebih dahulu kepada teknis-teknis atau tujuan dari persilangannya. Kalau kamu mau melakukan teknik grading up tentu saja aturannya harus disilang balikkan keturunan dengan bangsa dari pejantan murninya. Kalau kamu mau melakukan teknik cross breeding, tentu saja kamu harus menyilangkannya dengan bangsa lain. Jadi, pertama harus diketahui dulu tujuan persilangannya untuk apa ya, guys. Tidak Boleh Melakukan Perkawinan Silang Antar Genus yang Berbeda Selain itu, perkawinan silang tidak boleh dilakukan antar genus yang berbeda. Misalnya babi disilangkan dengan domba. Sampai saat ini belum ada penelitian yang berhasil dalam melakukan perkawinan antar genus. Selain karena genetiknya yang berbeda, anatomi tubuhnya pun berbeda. Seperti tadi contoh babi disilangkan dengan domba, babi termasuk dalam genus Sus dan ternak monogastrik, sedangkan domba termasuk genus Ovis dan merupakan ternak ruminansia. Nah, kalau hasil perkawinan silang antara spesies yang berbeda bukan genus ya itu ada, disebut sebagai hewan hibrida. Contohnya seperti bebek Brati atau Tongki yang merupakan persilangan antar spesies unggas, yaitu bebek jantan dengan entok betina. Tapi, kamu perlu tau juga nih, kalau persilangan antar spesies ini biasanya menghasilkan keturunan yang steril, dengan kata lain tidak bisa mempunyai keturunan. Karena keturunannya steril, jadi teknik perkawinan silang antar spesies ini biasanya dilakukan pada hewan langka dengan tujuan untuk peliharaan. Kalau tujuan komersial udah pasti berat ya, guys. Perhatikan Kesejahteraan Hewan Animal Welfare Aturan lainnya yaitu dengan memperhatikan kesejahteraan ternak animal welfare. Masalah animal welfare harus sangat diperhatikan dan diterapkan termasuk dalam sistem persilangan ini. Sudah ada kesepakatan internasional juga mengenai hal ini, sehingga wajib dipatuhi oleh para pelaksana breeding. Ketika akan menyilangkan bangsa sapi A dengan bangsa sapi B, harus diperhatikan juga kesejahteraan ternaknya. Jangan sampai mengawinkan pejantan dengan tubuh besar misalnya belgian blue dengan betina yang kecil misalnya sapi madura. Ini tentu merupakan pelanggaran etik, karena akan ada banyak isu moral negatif di dalamnya, seperti perkawinan yang tidak seimbang dapat menyebabkan sulitnya proses kelahiran dystocia, pertumbuhan keturunan yang tidak normal, dan masih banyak lagi. Itu jelas merugikan ternak sekaligus peternaknya. Penurunan Populasi Depopulasi Tujuan dari dilakukannya perkawinan silang adalah untuk meningkatkan populasi. Nah, kalau ternyata ada yang melakukan persilangan dengan tujuan untuk suatu perlakuan seperti dipotong, dipindahkan ke tempat lain, atau kematian. Tentu saja populasi dapat semakin berkurang atau depopulasi. Misalnya dilakukan persilangan untuk menghasilkan keturunan yang memiliki tingkat kesuburan rendah, persilangan antar ternak yang memiliki banyak kekurangan atau sesama genetik rendah. Kebayang kan hal tersebut bisa semakin mengurangi populasi? Setelah tadi kita singgung secara singkat contoh-contoh hewan hasil persilangannya, sekarang kita bahas secara detail. Berikut beberapa hewan hasil persilangan Sapi Santa Gertrudis merupakan hasil cross breeding sumber gambar Sapi Santa Gertrudis Sapi yang dikembangkan pertama kali di Texas ini merupakan hasil perkawinan silang crossbreeding antara sapi pejantan Brahman dengan sapi betina Shorthorn. Sapi Santa Gertrudis mulai masuk ke Indonesia sejak tahun 1973. Tujuan dilakukannya persilangan ini untuk menghasilkan keturunan dengan produksi daging yang tinggi dan berkualitas. Ciri-ciri sapi jenis ini yaitu memiliki tubuh yang lebih rata dibandingkan dengan tetuanya Brahman, postur tubuhnya besar dan padat, tubuhnya berwarna coklat kemerahan dengan tekstur halus, bentuk muka lurus, memiliki lipatan kulit di leher, dan punuk yang kecil cenderung rata. Santa Gertrudis ini memiliki karakter yang baik dalam beradaptasi, produktivitasnya tetap bisa baik meskipun dalam kondisi pakan yang minim. Selain itu, Santa Gertrudis memiliki tubuh yang tahan terhadap gigitan serangga. Tingkat kesuburan betinanya juga terkenal tinggi, lho guys. Bebek Brati atau Tongki Bebek Brati atau Tongki merupakan hewan hasil persilangan antara bebek jantan dengan entok betina. Yap, Tongki merupakan hewan hibrida, karena hasil perkawinan silang antar dua spesies unggas yang berbeda. Tongki mudah ditemukan di peternakan yang memelihara bebek dan entok dalam satu tempat/kandang. Sehingga, rentan terjadinya perkawinan silang seperti ini. Nah, seperti yang sudah disinggung di atas mengenai hewan hibrida bahwa keturunannya steril. Maka, tongki juga termasuk hewan yang steril alias mandul, guys. Sekalipun kamu pernah menemukan bahwa tongki ini bertelur, tetapi telurnya tetap tidak bisa menetas, ya karena sifatnya yang steril itu. Kalau kamu tertarik untuk belajar lebih jauh tentang perkawinan silang, tonton video berikut ini, yuk! Itu dia penjelasan mengenai perkawinan silang pada hewan. Kira-kira kamu bisa menyebutkan contoh hewan hasil perkawinan silang lainnya gak, guys? Kalau ada, langsung komen di bawah ya! Semoga penjelasan di atas bisa bermanfaat bagimu dan memberikan insight baru bagimu. Have a nice day! Baca Juga Artikel Lainnya Kenapa Warna Telur Berbeda-beda? Musik Bisa Meningkatkan Produktivitas Susu Sapi Perah Kenapa Harus Repot Melindungi Hewan Langka? RangkumanBiologi kelas 9 - Bab Pewarisan sifat. 1. Pada makhluk hidup yang berkembang biak secara generatif, sifat-sifat dari induk diwariskan melalui sel sel gamet (sel sperma dan sel telur). Sifat-sifat menurun ini dikendalikan oleh gen yang terkandung dalam kromosom yang terletak didalam inti sel (nukleus). 2.
Dalam ilmu biologi, ada berbagai teori yang masing-masing dapat diterapkan dalam berbagai kegiatan. Dan salah satu teori atau ilmu dalam biologi yang begitu berguna dalam kehidupan ini adalah rumus biologi perkawinan silang. Dimana rumus perkawinan silang ini merupakan rumus yang di cetus oleh Gregor Johann Mendel. Dimana Gregor mencoba melakukan percobaan dengan menyilangkan tanaman kapri dan berhasil. Dari percobaan ini, bapak genetika berhasil menemukan watak atau sifat turunan dari tanaman yang disilangkan. Dan rumus perkawinan silang sendiri terdiri dari beberapa jenis, yang antara lain adalah. 1. Persilangan dua sifat berbeda Persilangan dua sifat berbeda atau yang disebut juga dengan persilangan dihibrid ini merupakan persilangan antara dua individu yang dengan cara melibatkan dua karakter atau sifat berbeda. Contohnya adalah persilangan antara kacang kapri dengan biji hijau dan halus dengan kacang kapri yang memiliki biji kuning dan berkerut. 2. Silang uji Untuk silang uji sendiri merupakan persilangan yang dilakukan pada F1 dengan tetua homozigot resesif. Silang uji sendiri berfungsi untuk mengetahui bagaimana genotipe suatu tanaman. Apakah hemozigot ataupun heterozigot dengan keadaan fenotipe yang akan menampakkan sifat dominannya. 3. Silang balik Silang balik merupakan persilangan yang dilakukan pada tanaman hasil suatu persilangan dengan tentuanya. Berbeda dengan persilangan uji, dimana pada silang balik tetua yang digunakan tidak harus merupakan homozigot resesif. Tujuan dari dilakukannya persilangan balik sendiri adalah untuk memperbaiki individu yang dihasilkan dari persilangan sebelumnya. Serta mengakumulasi atau menjumlahkan gen-gen yang akan menjadi target dari persilangan terbut hingga menjadi stabil pada individu keturunannya. 4. Silang kebaikan Persilangan kebaikan adalah persilangan yang dilakukan pada dua individu, dimana satu individu berperan sebagai pejantan dan satunya berperan sebagai betina. Selain disebut dengan persilangan kebaikan, persilangan ini juga sering disebut dengan persilangan tukar kelamin. Tujuan dari silang kebaikan adalah untuk mengetahui gen apakah yang mengendalikan suatu sifat yang berada di sitoplasma serta pengaruh induk betina atau pun tidak. Gen yang berada pada itoplasma akan memiliki pewarisan yang berbeda dengan individu keturunannya dan dihasilkan pada masing-masing silang kebaikan. 4 jenis rumus perkawinan silang pada ilmu biologi tersebut biasanya akan dipilih dan diterapkan pada jenis tanaman yang berbeda. Dimana pertimbangan jenis tanaman yang dipilih disesuaikan dengan berbagai hal. Seperti karakter tanaman tersebut yang akan disesuaikan dengan karakter serta tujuan dilakukannya perkawinan. Selain itu, perkawinan silang juga biasanya dilakukan untuk tujuan mengetahui sifat tetua yang bisa menurun pada keturunannya atau hanya terdapat pada tetuannya tersebut. Karena pada beberapa kasus, persilangan silang tak mempengaruhi percampuran sifat dari tetua individu satu dengan individu tetua lainnya. demikianlah artikel tentang 4 Jenis Rumus Biologi Perkawinan Silang dari Selamat mencoba dan semoga sukses. Baca Juga 4 Manfaat Mempelajari Biologi Di Bidang Kedokteran [WAJIB BACA] 3 Manfaat Mempelajari Biologi di Bidang Pertanian Lengkap Pengertian Enzim dan Fungsinya Lengkap Organ Tumbuhan dan Fungsinya Lengkap
RUANGDISKUSI EVOLUSI. pada umumnya ada dua teori asal varisi makhluk hidup yaitu tori darwin dan teori intellegent design (ID) Para pendukung teori evolusi darwin umumnya mengaitkan asal-usul makhluk hidup dengan teori abiogenesis (makhluk hidup berasal dari benda mati), walaupun secara ilmiah teori ini sebenarnya tidak dapat dibuktikan.
Rumus Warna Ikan Cupang – Cupang merupakan salah satu jenis ikan hias. Memiliki keindahan dari perpaduan corak warna di sekujur tubuhnya hingga ekor dengan beragam ukuran dan jenis mutasi warna sudah mulai bermunculan dalam dunia ikan cupang. Jenis mutasi sendiri dihasilkan dari campur tangan peternak dengan menyilangkan antar genetik ikan Dasar atau Genetik Ikan CupangRumus dan Teknik Mencetak Warna Ikan Cupang1. Inbreed atau Inbreeding2. Linebreed3. CrossbreedCara Menyilangkan Warna Ikan Cupang1. Pilih Indukan Berkualitas2. Siapkan Wadah yang Sesuai3. Perhatikan Kualitas Air4. Tentukan Waktu Pemijahan5. Pemberian Pakan BerkualitasAkhir KataHasil mutasi warna ikan cupang menjadi salah salah satu daya tarik tersendiri bagi peminatnya. Terutama bagi para kolektor ikan cupang yang menginginkan jenis dengan warna membahas lebih lanjut mengenai warna ikan cupang, agar dapat dimutasikan, yaitu melalui cara dikawinkan silang. Lalu, kalian juga perlu mengetahui terlebih dahulu mengenai warna Dasar atau Genetik Ikan CupangMenurut seseorang bernama Chris Yew, ikan cupang memiliki lebih dari kombinasi gen berbeda agar menghasilkan warna tubuhnya. Berbagai variasi warna ikan cupang sendiri tergantung pada pigmentasi yang terdapat pada beberapa jenis sel yang berbeda di dalam umum, terdapat empat jenis sel warna pada tubuh ikan cupang, diantaranya yaitu lapisan iridescent atau lapisan paling atas, lapisan hitam, lapisan merah, hingga lapisan kuning atau lapisan paling lapisan warna tersebut memiliki kode genetik yang dapat digunakan untuk menentukan warna ikan cupang. Penambahan atau pengurangan gen pada pigmen juga tergantung pada tersebut memiliki peran penting dalam mengontrol pembagian warna di tubuh ikan cupang. Oleh karena itu, warna ikan cupang hias hanya dapat ditentukan oleh pigmen warna yang berada di dalam sel disetiap lapisan dan Teknik Mencetak Warna Ikan CupangSetelah kalian mengetahuii tentang warna dasar ikan cupang, terlintas pemikiran untuk mengawinkan silang atau tidak? Perkawinan silang diantara kedua jenis genetik bisa saja menciptakan pigmentasi warna menarik pada tubuh ikan dalam mengawinkan silang ikan cupang sendiri memiliki rumus dan juga teknik ini sering digunakan para bredder atau peternak. Supaya lebih jelas dan memahami betul, kalian bisa langsung simak pembahasan selengkapnya pada ulasan berikut Inbreed atau InbreedingRumus perkawinan silang yang pertama yaitu antara dua individu ikan cupang dengan memiliki hubungan darah seperti ibu dikawinkan silang dengan anak , ayah dikawinkan silang dengan anak, atau anak dikawinkan silang dengan atau rumus dalam perkawinnan tersebut memiliki tujuan untuk meciptakan bibit baru dan bibit sebelumnya yang memiliki kualitas lebih unggul. Sehingga, bibit baru akan lebih sempurna dari hasil Rumus Inbreed Memperkuat genetika keturunan dengan warna lebih medapatkan hasil lebih maksimal, kalian juga diharuskan agar memilih keturunan sesuai dengan keinginan. Dikhususkan pada ikan cupang aduan sebaiknya lebih mengutamakan faktor merupakan sifat turuan dari indukan ke anaknya, diantaranya yaitu seperti karakter, emosi, cara bertarung dan lain sebagainya. Nah, hasil perkawinan silang terbaik yaitu adalah F4, seperti pada rumus di LinebreedKemudian, rumus dan teknik kawin silang selanjutnya adalah line bredding. Persilangan individu ikan cupang seperti nenek atau kakek dengan cucu, paman, bibi disilangkan dengan intinya perkawinan silang tersebut memiliki hubungan darah atau genetika satu keturunan. Tujuan penggunaan metode ini adalah untuk mengembalikan sifat keturunan genetik dari silang tersebut juga dipercaya dapat memperkuat genetik, setelah proses inbreed dilakukan. Untuk lebih jelasnya, kalian bisa simak rumus perkawinan silang di CrossbreedAdapun rumus perkawinan silang crossbreed yaitu menyertakan kedua jenis ikan cupang berbeda gen, atau tidak memiliki hubungan darah sama sekali. Crossbreed sendiri juga termasuk salah satu rumus perkawinan silang yang paling umum dilakukan oleh para melakukan perkawinan silang menggunakan rumus tersebut yaitu agar bisa menciptakan warna baru, bentuk serta karakter berbeda dari sebelumnya. Agar kalian mebih mudah memahaminya, silahkan simak gambar Menyilangkan Warna Ikan CupangDiatas adalah beragam rumus dan metode dalam melakukan perkawinan silang. Agar mendapatkan hasil maksimal, kalian perlu menggunakan cara pemijahan ikan cupang yang agar kalian dapat memahami cara menyilangkan warna ikan cupang, maka kalian harus menggunakan metode crossbreeding. Yaitu dengan mengawinkan kedua jenis ikan cupang berbeda Pilih Indukan BerkualitasSebelum melakukan ternak ikan cupang, kalian perlu memilih calon indukan berkualitas serta tidak cacat fisik. Kemudian, kalian juga perlu memperhatikan jenis ikan agar mendapatkan hasil berkualitas dan memiliki warna calon indukan ikan cupang juga harus melihat berapa usianya. Untuk calon indukan ikan betina siap kawin biasanya berusia mulai dari 3 hingga 6 bulan, sedangkan ikan pejantan yaitu sekitar 4 hingga 8 usia matang, maka calon indukan betina bisa mengeluarkan telur lebih banyak. Serta telur dapat lebih kuat bertahan hidup setelah menjadi Siapkan Wadah yang SesuaiSetelah itu, kalian bisa mempersiapkan peralatan ternak ikan cupang seperti wadah atau akuarium. Wadah pemijahan ikan cupang, idealnya memiliki ukuran rumus diameter sekitar 20 x 20 x 25 cm, serta menyiapkan gelas plastik untuk tempat indukan cupang tersebut berguna agar ikan dapat bergerak bebas dalam wadah pemijahan. Serta berguna untuk menghindarkan dari terjadinya kerusakaan pada warna atau Perhatikan Kualitas AirPenggunaan air untuk pemijahan ikan tentunya harus memiliki kadar pH sekitar 6,2 hingga 7. Karena, air dengan kadar pH tinggi biasanya memiliki zat klorin berbahaya bagi menstabilkan kadar pH air, kalian bisa gunakan daun ketapang kering dan dimasukan ke dalam wadah pemijahan. Daun ketapang kering memiliki kegunaan lain yaitu sebagai obat luka pada tubuh air kalian bisa menuangkan pada wadah pemijahan dengan jumlah 30 persen dari kapasitas wadah. Hal tersebut berguna untuk memudahkan calon indukan untuk memperoleh oksigen di permukaan Tentukan Waktu PemijahanProses pemijahan ikan cupang membutuhkan waktu selama satu hari, ikan pejantan akan membuat gelembung. Jika sudah siap, maka masukan indukan cupang betina ke wadah paling tepat untuk pemijahan sendiri yaitu sekitar jam 7 hingga 10 pagi, atau pukul 4 hingga 6 sore. Agar pemijahan ikan cupang berjalan dengan lancar, maka tempatkan wadah ditempat yang Pemberian Pakan BerkualitasPerhatikan pula mengenai pemberian pakan ikan cupang saat pemijahan. Karena, saat proses pemijahan berlangsung, indukan ikan memerlukan sumber tenaga. Kalian bisa memberikan kutu air atau artemia, memiliki kandungan gizi untuk melengkapi kebutuhan nutrisi indukan ikan cupang semasa beberapa tahapan yang dapat kalian ikuti untuk melakukan perkawinan silang antara indukan cupang dengan gen berbeda. Warna menarik bisa saja dihasilkan apabila menggunakan rumus KataDemikian informasi yang dapat berikan mengenai rumus warna ikan cupang. Lengap beserta pejelasan warna dasar, teknik perkawinan, hingga cara menyilangkan jenis ikan berbeda genetik. Terimakasih dan semoga bermanfaat. Kawinsilang antara dua rumpun ayam kampung yang berbeda telah dilaporkan oleh Gunawan dan Sartika (1990), generasi Gama Ayam dihitung menggunakan rumus (Tave, 1999): Tabel 1. Ayam aduan merupakan salah satu hewan yang sangat diminati oleh banyak orang untuk dijadikan sebagai hewan peliharaan atau bahkan untuk diadu. Untuk mendapatkan ayam aduan yang berkualitas tentu saja tidak mudah, karena memerlukan proses yang panjang dan juga membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Kenapa Harus Kawin Silang? Bagi para pecinta ayam aduan, kawin silang merupakan salah satu cara untuk mendapatkan ayam aduan berkualitas yang lebih baik dari ayam aduan biasanya. Kawin silang sendiri merupakan proses perkawinan antara dua ayam aduan yang berbeda keturunan. Kawin silang pada ayam aduan dilakukan untuk menghasilkan ayam aduan yang lebih kuat dan memiliki keunggulan yang lebih baik dibandingkan dengan ayam aduan biasanya. Hal ini dikarenakan dengan kawin silang, ayam aduan yang dihasilkan memiliki campuran darah dari kedua induknya, sehingga memiliki keunggulan yang lebih baik. 3 Darah Ayam Aduan 3 darah ayam aduan merupakan salah satu jenis ayam aduan yang banyak diminati oleh para pecinta ayam aduan. Hal ini dikarenakan ayam aduan 3 darah memiliki keunggulan yang lebih baik dibandingkan dengan ayam aduan biasa. Ayam aduan 3 darah sendiri merupakan hasil dari kawin silang antara 3 jenis ayam aduan yang berbeda keturunan. Ketiga jenis ayam aduan tersebut adalah ayam aduan birma, ayam aduan saigon, dan ayam aduan thailand. Rumus Kawin Silang Ayam Aduan 3 Darah Untuk mendapatkan ayam aduan 3 darah yang berkualitas, tentu saja perlu dilakukan proses kawin silang yang tepat. Berikut ini adalah rumus kawin silang ayam aduan 3 darah 1. Kawin silang antara ayam aduan birma betina dengan ayam aduan saigon jantan. 2. Kawin silang antara ayam aduan saigon betina dengan ayam aduan thailand jantan. 3. Kawin silang antara ayam aduan thailand betina dengan ayam aduan birma jantan. Dari ketiga proses kawin silang di atas, akan dihasilkan ayam aduan 3 darah yang memiliki campuran darah dari ketiga jenis ayam aduan tersebut. Dengan begitu, ayam aduan 3 darah yang dihasilkan memiliki keunggulan yang lebih baik dibandingkan dengan ayam aduan biasa. Keunggulan Ayam Aduan 3 Darah Ayam aduan 3 darah memiliki keunggulan yang lebih baik dibandingkan dengan ayam aduan biasa. Berikut ini adalah beberapa keunggulan ayam aduan 3 darah 1. Kekuatan fisik yang lebih baik. 2. Daya tahan tubuh yang lebih kuat. 3. Kekuatan mental yang lebih baik. 4. Kemampuan bertarung yang lebih tinggi. 5. Ukuran tubuh yang lebih besar. 6. Warna bulu yang lebih indah. 7. Suara kokok yang lebih merdu. Cara Merawat Ayam Aduan 3 Darah Untuk mendapatkan ayam aduan 3 darah yang berkualitas, tentu saja perlu dilakukan perawatan yang baik dan benar. Berikut ini adalah beberapa tips cara merawat ayam aduan 3 darah 1. Memberikan pakan yang seimbang dan bergizi. 2. Memberikan vitamin dan mineral yang dibutuhkan oleh ayam aduan 3 darah. 3. Memberikan latihan fisik secara teratur. 4. Menjaga kebersihan kandang dan lingkungan sekitar. 5. Memberikan perawatan khusus pada saat ayam aduan mengalami cedera. Kesimpulan Kawin silang merupakan salah satu cara untuk mendapatkan ayam aduan berkualitas yang lebih baik dari ayam aduan biasanya. Ayam aduan 3 darah sendiri merupakan hasil dari kawin silang antara 3 jenis ayam aduan yang berbeda keturunan. Untuk mendapatkan ayam aduan 3 darah yang berkualitas, perlu dilakukan proses kawin silang yang tepat dan perawatan yang baik dan benar.
Kandangjuga merupakan hal yang sangat berpengaruh besar pada hewan yang kita ternak khususnya ayam bangkok. Asumsi dan analisa usaha ternak ayam bangkok biaya investasi pembuatan kandang rp 1 500.000,00 pembelian induk pejantan rp 2 500.000,00 pembelian 4 induk betina @ rp. Ukuran Kandang Ayam Bangkok Umbaran / 5 Cara Merawat

Dalam ilmu biologi, ada berbagai teori yang masing-masing dapat diterapkan dalam berbagai kegiatan. Dan salah satu teori atau ilmu dalam biologi yang begitu berguna dalam kehidupan ini adalah rumus biologi perkawinan silang. Dimana rumus perkawinan silang ini merupakan rumus yang di cetus oleh Gregor Johann Mendel. Dimana Gregor mencoba melakukan percobaan dengan menyilangkan tanaman kapri dan berhasil. Dari percobaan ini, bapak genetika berhasil menemukan watak atau sifat turunan dari tanaman yang disilangkan. Dan rumus perkawinan silang sendiri terdiri dari beberapa jenis, yang antara lain adalah. 1. Persilangan dua sifat berbeda Persilangan dua sifat berbeda atau yang disebut juga dengan persilangan dihibrid ini merupakan persilangan antara dua individu yang dengan cara melibatkan dua karakter atau sifat berbeda. Contohnya adalah persilangan antara kacang kapri dengan biji hijau dan halus dengan kacang kapri yang memiliki biji kuning dan berkerut. 2. Silang uji Untuk silang uji sendiri merupakan persilangan yang dilakukan pada F1 dengan tetua homozigot resesif. Silang uji sendiri berfungsi untuk mengetahui bagaimana genotipe suatu tanaman. Apakah hemozigot ataupun heterozigot dengan keadaan fenotipe yang akan menampakkan sifat dominannya. 3. Silang balik Silang balik merupakan persilangan yang dilakukan pada tanaman hasil suatu persilangan dengan tentuanya. Berbeda dengan persilangan uji, dimana pada silang balik tetua yang digunakan tidak harus merupakan homozigot resesif. Tujuan dari dilakukannya persilangan balik sendiri adalah untuk memperbaiki individu yang dihasilkan dari persilangan sebelumnya. Serta mengakumulasi atau menjumlahkan gen-gen yang akan menjadi target dari persilangan terbut hingga menjadi stabil pada individu keturunannya. 4. Silang kebaikan Persilangan kebaikan adalah persilangan yang dilakukan pada dua individu, dimana satu individu berperan sebagai pejantan dan satunya berperan sebagai betina. Selain disebut dengan persilangan kebaikan, persilangan ini juga sering disebut dengan persilangan tukar kelamin. Tujuan dari silang kebaikan adalah untuk mengetahui gen apakah yang mengendalikan suatu sifat yang berada di sitoplasma serta pengaruh induk betina atau pun tidak. Gen yang berada pada itoplasma akan memiliki pewarisan yang berbeda dengan individu keturunannya dan dihasilkan pada masing-masing silang kebaikan. 4 jenis rumus perkawinan silang pada ilmu biologi tersebut biasanya akan dipilih dan diterapkan pada jenis tanaman yang berbeda. Dimana pertimbangan jenis tanaman yang dipilih disesuaikan dengan berbagai hal. Seperti karakter tanaman tersebut yang akan disesuaikan dengan karakter serta tujuan dilakukannya perkawinan. Selain itu, perkawinan silang juga biasanya dilakukan untuk tujuan mengetahui sifat tetua yang bisa menurun pada keturunannya atau hanya terdapat pada tetuannya tersebut. Karena pada beberapa kasus, persilangan silang tak mempengaruhi percampuran sifat dari tetua individu satu dengan individu tetua lainnya.

FotoKucing Latest Pictures of foto kucing kawin kucing 2 picture by mau_duren Photobucket Kucing Kawin Foto : Ist Perempuan Dalam Kata Kata Ayam tolaki merupakan ayam kampung yang dikembangkan di Sulawesi Tenggara yang memiliki postur tubuh yang kecil dan produksi telur yang rendah. Oleh karena itu dibutuhkan upaya untuk meningkatkan performans produksi dan reproduksi ayam tolaki. Salah satu upaya tersebut adalah menerapkan sistem kawin silang menggunakan metode inseminasi buatan. Pada penelitian ini dilakukan inseminasi semen ayam tolaki ke saluran reproduksi ayam petelur untuk menghasilkan telur/ayam silangan. Parameter yang diukur pada penelitian meliputi fertilitas, daya hidup embrio, daya tetas dan bobot tetas. Penelitian ini dilaksanakan di kandang Pembibitan Unggas Fakultas Peternakan Universitas Haluoleo selama tiga bulan Juni-Agustus 2012. Penelitian ini menggunakan 12 ekor ayam ras petelur dan 4 ekor ayam tolaki. Semua data yang diperoleh ditabulasi dan dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukan fertilitas telur hasil persilangan yaitu 50,54%, daya hidup embrio, daya tetas dan bobot tetas masing-masing 92,18%, 59,56% dan 39,83 g. Kesimpulan akhir dari penelitian ini menyatakan fertilitas telur, daya hidup embrio, daya tetas dan bobot tetas telur masih sangat rendah. Rujukan selanjutnya perlu dilakukan persilangan ayam ras petelur jantan dengan ayam tolaki kunci Ayam tolaki, Fertilitas, daya hidup embrio, daya tetas, Inseminasi buatan. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free 10 JITRO MEI 2015FERTILITAS, DAYA HIDUP EMBRIO, DAYA TETAS DAN BOBOT TETASTELUR AYAM RAS HASIL INSEMINASI BUATAN DENGAN AYAMTOLAKIEki Indrawati1, Takdir Saili2 dan Syam Rahadi2, La Ode Nafiu21 Alumnus Fakultas Peternakan UHO2 Staf Pengajar Fakultas Peternakan UHO*e-mail takdirsaili tolaki merupakan ayam kampung yang dikembangkan di Sulawesi Tenggara yangmemiliki postur tubuh yang kecil dan produksi telur yang rendah. Oleh karena itu dibutuhkan upayauntuk meningkatkan performans produksi dan reproduksi ayam tolaki. Salah satu upaya tersebutadalah menerapkan sistem kawin silang menggunakan metode inseminasi buatan. Pada penelitian inidilakukan inseminasi semen ayam tolaki ke saluran reproduksi ayam petelur untuk menghasilkantelur/ayam silangan. Parameter yang diukur pada penelitian meliputi fertilitas, daya hidup embrio,daya tetas dan bobot tetas. Penelitian ini dilaksanakan di kandang Pembibitan Unggas FakultasPeternakan Universitas Haluoleo selama tiga bulan Juni-Agustus 2012. Penelitian ini menggunakan12 ekor ayam ras petelur dan 4 ekor ayam tolaki. Semua data yang diperoleh ditabulasi dan dianalisissecara deskriptif. Hasil penelitian menunjukan fertilitas telur hasil persilangan yaitu 50,54%, dayahidup embrio, daya tetas dan bobot tetas masing-masing 92,18%, 59,56% dan 39,83 g. Kesimpulanakhir dari penelitian ini menyatakan fertilitas telur, daya hidup embrio, daya tetas dan bobot tetas telurmasih sangat rendah. Rujukan selanjutnya perlu dilakukan persilangan ayam ras petelur jantandengan ayam tolaki kunci Ayam tolaki, Fertilitas, daya hidup embrio, daya tetas, Inseminasi chicken is a local native chicken in South East Sulawesi wich has small body and lowegg production. Therefore the effort for increasing production perpormance of tolaki chicken wasneed. One of the efforts was applying cross breeding program using artivicial insemination this experiment, the semen of tolaki chicken was used to inseminate layer for producing cross breedegg/chicken. Several parameters refered to reproduction aspect of cross breed/chicken such as eggfertility, survival rate of embryo, hatching rate and day old chick DOC weight were measured. Theexsperiment was conducted in Poultry Breeding Centre of Animal Science Faculty, Haluoleouniversity for 3 monts June-August 2012. Twelve layers and four tolaki cocks were used in thisexperiment. All data were tabulatetd and analyzed using descriptive analysis. Result of thisexperiment showed that fertility of the cross breed egg was 50,54%, while survival rate, hatching rateand DOC weight were 92,18%, 64,79% and 39,83 g. Respectively. finally it was concluded that eggfertility, survival rate, hatching rate and DOC weight got from this experiment were still low,therefore it was recommended to conduct next research conserned to cross breeding cock layer withtolaki words tolaki chicken, fertility, survival rate, hatching rate, DOC.* Corresponding authors 11 JITRO MEI 2015PENDAHULUANAyam tolaki merupakan plasmanutfah Sulawesi Tenggara yang perludijaga kelestariannya. Penyebutan ayamtolaki didasarkan atas perkembangan,pembentukan, dan penyebarannya didaerah Konawe oleh masyarakat sukutolaki Nafiu dkk., 2009. Budidaya ayamtolaki dapat dimanfaatkan sebagai sumberdaging dan telur, baik telur komsumsimaupun telur tolaki memiliki postur tubuhyang kecil serta ukuran telur yang relatifkecil dengan rata-rata bobot telur 35,55 gatau berkisar 27,00-41,55 g Nafiu., dkk2009 lebih ringan dibanding ayam burasyang mencapai 35-45 g Mansjoer, 2003.Salah satu upaya untukmeningkatkan performans ayam tolakiadalah melalui metode kawin kawin silang dilakukan untukmemanfaatkan efek heterosis danpenggabungkan beberapa sifat dari keduatetua kepada keturunan. Hasilpersilangannya diharapkan dapatmenggabungkan sifat-sifat positif yangdibawa kedua tetuanya dan diharapkandapat diperoleh efek heterosis, dalam artimelebihi rata-rata penampilan salah satuatau kedua tetuanya dan menunjukkandaya pertumbuhan vigor yang lebihbesar, memiliki postur yang lebih besar,fertilitas yang lebih tinggi, serta ketahananterhadap penyakit yang lebih baikWarwick dkk., 1990.Selama ini ayam tolakiberkembang biak secara alami, karenasistem pemeliharaannya secara ekstensifsehingga campur tangan manusia sebagaipemilik ternak sangat sedikit bahkan bisadikatakan tidak ada. Hal ini diprediksimenjadi penyebab rendahnya produktivitasayam tolaki. Oleh karena itu perlu adanyapenerapan teknologi pemuliaan danreproduksi yang tepat, seperti kawin silangdengan ayam ras petelur menggunakanteknik IB sehingga produktivitas ayamtolaki dapat ditingkatkan. Keunggulanyang diharapkan dari persilangan antaraayam ras dan ayam tolaki adalah dapatmemproduksi ayam sebagai sumber dagingyang mirip daging ayam tolaki, denganPBB yang relatif cepat atau mendekatipertumbuhan ayam ternak hasilperkawinan alami masih sangat rendah danmemberikan peluang silang dalam yangsemakin tinggi tetapi jika diusahakan lebihintensif maka bisa ditingkatkanproduktivitasnya. Efek negatif dari silangdalam adalah menyebabkan penurunantingkat produksi baik tingkatpertumbuhannya ataupun produksi teluruntuk generasi teknologi untukmeningkatkan performans reproduksi yangbaik dari ayam tolaki adalah denganmelakukan persilangan melalui IB. IBmerupakan salah satu teknologi yang dapatdilakukan untuk meningkatkan populasidan produksi ternak secara kualitatifmaupun kuantitatif serta merupakan salahsatu metode perkawinan yang mempunyaiprospek untuk dikembangkan padapemeliharaan ayam buras. Penerapanteknologi IB dapat meningkatkan produksitelur tetas yang berasal dari induk danpejantan yang mempunyai produksi aspek reproduksi daritelur ditujukan untuk mengetahuikeberhasilan awal dari kawin reproduksi yang dapat diamatidari telur ayam hasil persilangan ayamtolaki dan ayam ras petelur pada penelitianini yakni fertilitas, daya hidup embrio,daya tetas, dan bobot tetas DAN METODEPenelitian ini dilaksanakan diKandang Pembibitan Ternak Unggas,Laboratorium Lapangan JurusanPeternakan Fakultas PeternakanUniversitas Haluoleo Kendari pada bulanJuni sampai dengan Agustus 2012. Materipenelitian ini digunakan 12 ekor ayampetelur strain isa brown yang berumur 1,2tahun dan rataan berat badan 1,6 kg ±0,11. Selain itu, digunakan ayam tolakijantan sebanyak 4 ekor dengan rataanumur 2,5 tahun dan rataan berat badan 2 12 JITRO MEI 2015kg ± 0,24. Alat untuk menampung semenayam tolaki digunakan tabung mikro 1,5ml sedangkan untuk inseminasi semen kedalam saluran reproduksi ayam betinadigunakan syringe 3 cc. Timbangananalitik dan jangka sorong masing-masingdigunakan untuk menimbang telur danmengukur indeks telur, sedangkan mesintetas kapasitas 100-150 butir digunakanuntuk menetaskan telur fertilitas dan daya hidupembrio digunakan alat yang diamati padapenelitian ini adalah berat telur, indekstelur fertilitas, daya hidup embrio, dayatetas, bobot Bobot telur g diperoleh dengan caramenimbang telur dengan menggunakantimbangan Indeks telur adalah perbandingan antaradiameter lebar dan diameter panjangtelur. Indeks telur dapat dihitungdengan rumus Indeks telur = x 100%Lebar telur mm diperoleh dengan caramengukur lebar telur pada lingkaranterbesar dengan menggunakan jangkasorong digital.Panjang telur mm diperoleh dengancara mengukur panjang telur mulai daribagian teruncing sampai bagian tumpultelur dengan menggunakan jangkasorong Fertilitas adalah persentase telur-teluryang bertunas dari jumlah telur yangdieramkan, tanpa memperhatikanapakah telur-telur tersebut menetasatau diamati pada umur penetasan7 hari yang dihitung dengan rumus Fertilitas= x 100%4. Daya hidup embrio DHE adalahpersentase telur-telur yang fertil dariumur 7 hari penetasan sampai padaumur 14 hari penetasan. DHE dapatdihitung dengan rumus Daya hidup embrio =x100%5. Daya tetas adalah persentase telur-teluryang menetas dari jumlah embrio telurfertil yang dihitung dengan rumus Daya tetas = Jumlah telur menetasJumlah telur fertil x 100%6. Bobot tetas g diperoleh denganmenimbang bobot badan anak ayammenetas setelah kering tentang fertilitas, daya hidupembrio, daya tetas dan bobot tetas telurhasil IB dikumpulkan dan ditetaskandibuat dalam bentuk rataan, selanjutnyadianalisis secara DAN PEMBAHASANA. Fertilitas TelurPersentase fertilitas telur ayam rashasil IB dengan ayam tolaki yangdiperoleh pada penelitian ini disajikanpada Tabel 3. Rataan persentase fertilitas telur ayam ras hasil IB dengan ayam tolaki 13 JITRO MEI 2015Rataan persentase fertilitas teluryang diperoleh pada penelitian ini50,54%. Berdasarkan kode telur tetas yangfertil, ayam jantan tolaki dengan bobotbadan 2,20 kg J4 memiliki tingkat rataanfertilitas yang tinggi dengan persentasefertilitas 83,33%, dan terendah pada ayamtolaki dengan bobot badan 1,83 kg J2dengan rataan persentase fertilitas 17,42%.Fertilitas telur yang dicapai pada penelitianini lebih rendah dibandingkan dengan hasilpenelitian Muryanto dkk., 2002 yangmemperoleh angka persentase fertilitastelur ayam hasil persilangan 84,4%.Prawirodigdo dkk.,2001 menyatakanbahwa fertilitas telur ayam hasilpersilangan antara ayam kampung jantandengan ayam petelur betina mencapai85%, sedangkan telur hasil persilangansesama ayam kampung hanya 70%.Rendahnya fertilitas telur padapenelitian ini kemungkinan dipengaruhioleh faktor pewarisan seperti bangsa,galur, faktor lingkungan dan faktormanajemen Gunawan 1988, rasio jantanbetina yang digunakan yaitu berbanding13 dan selang waktu antara perkawinandengan penyimpanan telur untukditetaskan, serta umur pejantan ayamtolaki yang digunakan dalam penelitian inisudah tergolong tua yaitu rata-rataberumur ± 2,5 tahun dan semen yangdiperoleh seringkali bercampur denganurin sehingga menurunkan motilitassperma pada saluran reproduksi ayam yangkemudian mempengaruhi fertilitas teluryang dihasilkan. Selain itu, telur tetas yangdigunakan juga tidak diseleksi berdasarkanindeks telur yang ideal yakni telur yangideal untuk ditetaskan memiliki indekstelur 70-75%, disebabkan keterbatasanjumlah telur yang diperoleh pada saatpenelitian. Indeks telur dalam penelitianini rata-rata 7,22%,.Proses perkawinan ayam padapenelitian ini melalui persilangan denganteknik IB sebanyak 3 kali telur-telur fertil adalah teluryang diproduksi pada hari terakhirsebelum IB berikutnya, karena motilitassperma dan daya hidup sperma dalamsaluran reproduksi betina semakinmenurun. Hal ini sesuai dengan pendapatSutiyono dan Supriondho 1991 bahwasetelah perkawinan fertilitas telurberangsur-angsur Daya Hidup EmbrioDaya hidup embrio adalahkemampuan embrio untuk bertahan hiduppada umur 14 hari setelah telur beradadalam mesin tetas. Telur yang embrionyamasih hidup ditandai denganbertambahnya jumlah dan ukuran akar-akar serabut pada telur, sedangkan teluryang embrionya mati ditandai dengantidak adanya bintik atau benang darahmerah yang mengelilingi daya hidup embrio telurayam ras hasil IB dengan ayam tolakidisajikan pada Tabel 4Tabel 4. Rataan persentase daya hidup embrio telur ayam ras hasil IB dengan ayam tolakiJumlah TelurFertil 14 hari 14 JITRO MEI 2015Rataan daya hidup embrio telurayam ras hasil IB ayam tolaki dengan 2kali penetasan diperoleh 92,18 betina yang diinseminasimenggunakan semen ayam tolaki denganberat badan 1,83 kg J2 menghasilkanjumlah telur dengan kemampuan embriountuk bertahan pada 14 hari umurpenetasan yang baik dengan rataanpersentase daya hidup embrio 100%.Hasil penelitian ini lebih tinggidibandingkan dengan laporan Muryantodkk., 2002 yang memperoleh rataanpersentase daya hidup embrio ayam hasilpersilangan antara pejantan ayam kampungdengan ayam ras petelur sebesar 16,6persen. Laporan Solihati dkk., 2006dalam penelitiannya yang menyatakanbahwa daya hidup embrio ayam kampungyang diamati pada 14 hari umur penetasanyakni sebesar 43,24% pada penyimpanansemen selama 1 jam, sedangkan padapenyimpanann semen 24 jam sebesar21,68% dan penyimpanan 48 jam sebesar10,32%.Tingginya daya hidup embrio padapenelitian kemungkinan disebabkanpengaruh persilangan dari kedua bangsaayam tersebut, hal ini sejalan denganpendapat Hardjosubroto 1994 yangmenyatakan bahwa kawin silang dapatmeningkatkan proporsi gen-genheterosigot dimana pada umumnyapeningkatan heterosigositas akanmeningkatkan daya hidup embrio danmeningkatkan jumlah anak. Selain itu,tingginya daya hidup embrio persilanganantara ayam tolaki dan ayam ras peteluryang dihasilkan dalam penelitian inimungkin disebabkan penanganan semenyang baik yaitu semen yang diperorehlangung diinseminasikan pada saluranreproduksi ayam ras petelur hal ini karenasemakin lama semen disimpan akanmenyebabkan periode fertil semakinsingkat yakni penyimpanan yang lebihlama akan meningkatkan jumlahspermatozoa yang mati sehingga jumlahkematian spermatozoa hidup selama prosespenyimpanan semakin meningkat dansperma yang mati akan menjadi racun bagisperma yang hidup Susilowati danHernawati, 1992.Faktor lain yang berpotensi dapatmeningkatkan daya hidup embrio yaitukemungkinan disebabkan oleh prosespembalikan telur yang dilakukan secarahati-hati karena pembalikan telur yangkasar dapat berpotensi memutuskankhalaza sehingga menimbulkan kematianembrio di dalam mesin tetas karenakekurangan makanan, serta kemungkinansaat pembalikan telur tidak terlalu lamasehingga menyebabkan suhu dalam mesintetas tetap stabil. Tullet 1990menyatakan bahwa keberhasilan penetasantergantung dari suhu, kelembaban,frekuensi pemutaran, ventilasi dankebersihan telur. Sedangkan menurutIswanto 2005, apabila kondisi suhumesin tetas tidak merata, kemungkinandapat menimbulkan kematian calon suhu yang diukurdengan termometer memegang perananyang sangat penting dalam penetasan telurkarena hal ini berhubungan dengan faktorperkembangan embrio di dalam yang sedikit lebih rendah untukperiode yang tidak terlau lama tidakmempengaruhi embrio kecualimemperlambat perkembangannya untukembrio muda. Hal yang sedikit berbedajika terjadi pada embrio yang lebih tuakarena pengaruhnya akan sedikit lebihberkurang. Jika suhu terlalu rendah darikaidah penetasan telur ayam maka akanmempengaruhi embrio dalam halperkembangan oragan-organnya yangberkembang tidak secara proporsionalAnonimous, 2009. TetasPersentase daya tetas telur ayamras hasil IB dengan ayam tolaki disajikanpada Tabel 5. 15 JITRO MEI 2015Tabel 5. Rataan persentase daya tetas telur ayam ras hasil IB dengan ayam tolakiRataan daya tetas telur ayam rashasil IB dengan ayam tolaki padapenelitian ini mencapai 59,56 betina yang diinseminasimenggunakan semen pejantan ayam tolakidengan bobot badan 1,73 kg J1 memilikijumlah telur menetas yang banyak denganrataan persentase daya tetas 87 persen danterendah pada ayam tolaki dengan bobotbadan 1,83 kg J2 dengan rataanpersentase 12,5 persen. Daya tetas yangdiperoleh pada penelitian ini lebih tinggidibandingkan Pramono dkk., 2004 yangmemperoleh daya tetas telur hasilpersilangan sebesar 43,11. Demikianhalnya dengan pendapat Prowirodigdodkk., 2001 bahwa daya tetas telur ayamhasil persilangan antara ayam kampungdan ayam ras petelur sebesar 40 daya tetas yangdiperoleh dalam penelitian inikemungkinan disebabkan pengaruhpersilangan, hal ini sesuai dengan pendapatWarwick dk., 1990 yang menyatakanmelalui persilangan yang berbeda bangsa,daya tetas telur dapat ditingkatkan karenapersilangan dapat mengurangi gen-genhomozigot dan meningkatkanheterozigositas. Hal ini diperkuat olehpendapat Ali dkk., 2007 bahwa bangsaberpengaruh nyata terhadap daya bangsa, daya tetas juga dipengaruhioleh umur yakni ayam petelur yangdigunakan masih produktif yaitu umurayam ras petelur isa brown pada penelitianini berumur 1,2 tahun. Selain itu, mesintetas yang digunakan merupakan mesintetas kombinasi yang memiliki sumberpemanas cadangan yakni lampu minyak,sehingga ketika listrik padam suhu dalammesin tetas dapat dipertahankankestabilannya dan tidak mengganggupertumbuhan dan perkembangan North dan Bell 1990bahwa faktor-faktor yang mempengaruhidaya tetas adalah kondisi sperma, umurinduk, kesehatan induk, kandungan gizipakan, produksi telur, heritabilitas, rasiojantan dan betina, iklim, kualitas kulit telurdan kondisi mesin tetas jumlahmikroorganisme. Sedangkan Putra 2009menyatakan bahwa faktor-faktor yangmempengaruhi daya tetas adalah breeding,produksi telur, umur dan tata laksanapemeliharaan, kondisi kandang danransum. Rasyaf 1993 mempertegasbahwa untuk menghasilkan daya fertilyang baik tidak hanya dibutuhkan proteindan energi tetapi juga keseimbanganvitamin dan mineral yang bertujuan untukmendukung proses pertumbuhan embriosaat telur Bobot Tetas 16 JITRO MEI 2015Tabel 6. Rataan bobot tetas telur ayam ras hasil IB dengan ayam tolaki64,78 ±6,8361,15 ± 3,3457,26 ± 4,4265,21 ± 7,8564,51 ± 3,2261,82 ± 5,9858,66 ± 5,4963,68 ± 4,66Secara umum rataan bobot tetastelur hasil penimbangan DOC padapenelitian ini yaitu 39,83 g. Bobot tetastelur ayam ras petelur hasil IB denganayam tolaki dengan bobot badan 1,75 kgJ1 menunjukkan rataan persentase bobottetas 45,33 persen dan terendah pada ayamtolaki dengan bobot badan 1,83 kg J2dengan rataan bobot tetas 18,4 penelitian ini lebih rendahdibandingkan dengan loporan Muryantodkk., 2002 yang memperoleh bobot tetastelur hasil persilangan antara ayamkampung dan ayam ras petelur sebesar40,4 g dan demikian tidak jauh berbedadengan Pramono dkk., 2004 yangmemperoleh daya tetas telur hasilpersilangan sebesar 44,12 g sedangkanbobot DOC ayam ras isa brown adalah35 g. Rendahnya bobot tetas telur ayamras hasil IB dengan ayam tolaki padapenelitian ini mungkin disebabkanpengaruh persilangan dari ayam tersebut,bobot tetas telur yang dihasilkan padapenelitian ini lebih tinggi dibandingkandengan bobot DOC ayam ras petelur yakni35 g. Hal ini hubungannya dengan bangsaayam yang berbeda akan mempengaruhiproporsi putih telur dan kuning telur yangdigunakan sebagai nutrisi untukperkembangan embrio Hartman dkk.,2003. Terdapat kecenderungan bobotDOC jantan lebih besar dari pada DOCbetina atau embrio ayam jantan lebih beratdari pada embrio ayam betina karena padaembrio jantan memiliki otot skletal yanglebih berat dari pada betinaLiu dkk., 2004. Ayam betina memilikikecenderungan untuk menetas lebih awaldari pada ayam jantan dan hal ini akanberdampak pada bobot badan. Selamamengalami perkembangan embrionik,embrio akan mengalami metabolisme yangakan berdampak pada peningkatan suhudan tingginya penguapan, sehingga akanmenyebabkan ayam betina memiliki bobottetas yang rendah Reis, 1997. Hal inisesuai dengan pendapat Mohammad dkk.,2005, pada beberapa spesies sepertiunggas menunjukkan dimorfisme padabobot badan, dimana bobot badan jantanlebih berat dari pada bobot hasil penelitiandiperoleh fertilitas, daya hidup embrio,daya tetas dan bobot tetas telur ayam rashasil IB dengan ayam tolaki secaraberturut-turut yaitu 50,54%; 92,18%;59,56% dan 39,83 g..DAFTAR PUSTAKAAli, M. N., M. S. Hassan and El-Ghany. 2007. Partial Diallel CrossAnalysis in Chicken Purwanti etal. 63 Effect of strain, type ofnaural antioxidant an sulphate ionon productive, physiological and 17 JITRO MEI 2015hatching performance of nativelaying hens. Int Poultry Science. 68 539-554Anonimous., 2009. Ayam lokal Indonesiahttp// Peternakan go. id. Diakses 26September 2012..Engsminger, 1992. Poultry ScienceInterstate publishers. Inc. W., 1994. AplikasiPemuliabiakan Ternak diLapangan. PT GramediaWidisarana. C., K. Johansson., and L. Rydhmer., correlation between thematernal genetic effect on chickweight and thedirect genetic effecton egg composition traits in awhite leghorn line. PoultryScience. 82 H., 2005. Ayam kampungpedaging. PT Agromedia S. S., 2003. Potensi ayam burasdi Indonesia. Makalah disampaikanpada semiloka PengkajianPengembangan Produksi BibitAyam Buras dan Itik. CisaruaBogor. 22 Maret 2007. Teknologi inseminasibuatan pada ayam buras. BPTPJawa Tengah. D. Pramono, T. Prasetyo, Mumpuni, dan I. Musawati.,2002. Paket Teknologirekomondasi ayam Potong LokalAyam Hibrida. BPTP JawaTengah. Semarang. Diaksespada tanggal 8 Agustus 2012.Nafiu, L. T. Saili, M. Rusdin, Akudan 2009. Pelestariandan pengembangan ayam tolakisebagNorth, dan Bell., Chaicken ProductionManual. 4th Ed. Avi publishingCompany inc. Z., 2009. Fertilitas dan daya tetastelur. http// www. Maret 2012.Pramono, D. S. Prawirodigdo, Ho, Hartono dan PujiLestari., 2004. Kajianpengembangan persilangn antaraayam lokal dengan ayam raspetelur berwawasan konservasi. pada tanggal 8 Agustus2012.Prawirodigdo, S., D. Pramono, Ernawati, D. Zaenudin, Sugiyono,G. S, Prawoto dan P. Lestari.,2001. Laporan kegiatan pengkajianpartisipatif persilangan ayam lokaldengan ayam ras petelur. BalaiPengkajian Teknologi PertanianJawa Tengah. M., 1993. Pengelolaan Kanisius. L. H., L. T. Gama and M. C. Soares.,1997. Effects of short storageconditions and broiler breeder ageon hatchability, hatching time andchick weight. Poultry Science. 76 N., 2006. Pengaruh lamapenyimpanan semen cair ayamburas pada suhu 5ºC terhadapperiode fertil dan fertilitas Fakultas Padjajaran. dan Y. Supriondho., Spermatozoa pada alatkelamin betina. UniversitasDipenogoro. Semarang. 18 JITRO MEI 2015Suprijatna, E., U. Atmomarsono., dan Kartasudjana., 2008. Ilmu dasarternak unggas. Penebar S. dan T. Hernawati., pengencer larutanbahan untuk menyimpan semendomba. Media Kedokteran No. dan Burton., of two gasmixtures ongrowth of the domestic fowlembryo from days 14 yhrough 17of incubation. World T., 1983. Beberapa metodepraktis penetasan telur. DirjenDIKTI Depdikbud. J. E. J, M. Astuti., dan 1990. Pemuliaan Mada University ... Kemampuan embrio untuk bertahan hidup setelah 14 hari dalam inkubator dikenal dengan daya hidup embrio [7]. Hasil analisis variansi menunjukkan bahwa penggunaan ekstrak daun sirih untuk membersihkan telur tetas memberikan pengaruh yang nyata P<0,05 terhadap daya hidup embrio telur tetas hasil persilangan antara ayam bangkok dan ayam ras petelur. ...Wa Ode Aprili sapta NadiraMuh. RusdinAstriana NapirahHamdan HasAbstrak. Using betel leaf extract as a sanitizer, this study aims to examine the hatchability of eggs resulting from crosses between Bangkok chickens and laying hens. This study used a randomized design with four treatments and five replications. There are five eggs in each repetition. The treatments tried were soaking eggs in 70% ethanol P0, 5% betel leaf extract P1, 10% betel leaf extract P2, and 15% betel leaf extract separately P3. in this study were organisms that had not yet developed practicality, mortality and hatchability. Analysis of variance using to tabulate and analyzed the data obtained. The Least Significant Difference Test using to continue the evaluation if the treatment has a significant effect on the variables studied. The mean embryo survival rates were 88% P0, 91% P1, 84% P2, and 58% P3, according to the findings. In each treatment, the average mortality rate was 12% P0, 9% P1, 16% P2, and 42% P3. hatchability was 56% P0, 79.% P1, 63% P2, and 42% P3. The use of betel leaf extract with different concentrations as egg cleaner from crosses between Bangkok and laying hens had a significant impact on embryo survival and mortality, but not on hatchability. The use of 5% betel leaf extract as a cleansing agent for hatching eggs showed that the embryos lived longer and died less TanjungsariSapta AndaruisworoErna YuniatiThe breeding of free-range chickens and purebred chickens with insemination technology made using a manual incubator to get DOC meat with a large number. The aims to this study is to determine the results of breeding of free-range chickens and purebred chickens with artificial insemination technology using a manual incubator on fertility and hatchability. This research used descriptive method using the chi-square test which is useful for predicting the effect of expectations. This research used 10 males free-range chickens aged years and 100 females purebred chickens with 10-15 months old in healthy condition and individually caged, feed given a mixture of concentrate, fine bran, and yellow corn. Insemination made 3 times in a week, cement storage using the massage method and accommodated in a measuring cup which is then injected into the hens purebred chicken. Results of this study were the highest percentage of fertility is at stage 4 with a value of while the lowest percentage in stages 2 and 3 with a value of The highest hatchability percentage was at stage 4 with a value of while the lowest percentage was in stage 2 with a value of H. Reis Luis GamaM. Chaveiro SoaresAn experiment was conducted to assess how hatching performance is affected by breeder age and egg holding environment during short-term storage. Response variables analyzed were egg weight loss up to 18 d of incubation, viability hatchability of fertile eggs, embryonic mortality, hatching time, and weight of male and female chicks, at hatching and at the end of incubation. The trials involved a total of 2,250 hatching eggs from each of two commercial broiler breeder flocks of the same strain Avian but of different ages 32 to 34 and 48 to 50 wk. Eggs were stored for 0, 1, or 2 d in the egg storage room or in the setter room. The hatching times of the chicks were recorded at 4-h intervals during the period from 478 to 494 h postincubation, and at 514 h, when incubation was terminated and all chicks were removed from the hatcher. In eggs from younger hens, viability was not influenced by preincubation storage; in older hens, viability of eggs not submitted to storage was higher P < by 3 to 6 percentage points than that of stored eggs. Hatching times were not affected by age of the hen, whereas male chicks tended to hatch, on average, about 3 h later than females. Chick weights at hatching and at removal from the hatcher were similar for both sexes, but females experienced a higher P < weight loss in that interval. Eggs incubated on the day of lay tended to hatch, on average, later than stored eggs especially when compared to eggs submitted to 1 d storage, and produced heavier can be a useful way to alter yolk proportion and thereby egg dry matter which, owing to its economic importance, is a trait of substantial importance for the egg-processing industry. However, the egg is primarily the chamber of embryonic development. The main purpose of this study was to estimate genetic correlations between the maternal effect on chick weight at hatching and the direct effect on different egg composition traits, in particular, yolk proportion. Additionally, genetic parameters were estimated for egg composition traits. To create a data set suitable for estimation of genetic parameters, a three-round selection experiment was set up. Birds were selected based on their predicted breeding values for the genetic maternal effect on chick weight and the direct genetic effect on yolk proportion according to the theory of elliptical selection. Genetic parameters were estimated using a multiple trait animal model and restricted maximum likelihood. The maternal heritability for chick weight was whereas the direct heritability was dose to 0. The genetic correlations between the maternal effect on chick weight and the direct effect on yolk proportion, yolk weight, albumen weight, albumen dry matter concentration, and egg weight were and respectively. The heritabilities for yolk proportion, yolk weight, albumen weight, albumen dry matter concentration, and egg weight were and respectively. We conclude that breeding ought to be a useful way to increase egg dry matter with no expected unfavorable correlated effects on chick G TullettFiona G BurtonEggs weighing +/- gm when fresh were incubated in air in a forced-draft incubator for 13 days during which time their shell conductance to water vapor GH2O was determined. Eggs whose shells represented the entire range of GH2O values present in the population were then incubated for a further 4 days in either air or an experimental gas mixture. Embryo dry weights were determined after a total of 408 hr of incubation to assess the affect of the experimental gas mixture on embryonic development. Embryo growth was found to be stimulated for all eggshell conductances by 4 days incubation in a 50% oxygen/50% nitrogen mixture. This suggests that the decrease in oxygen within the egg that occurs during development normally limits embryonic growth. Growth of the embryo was unaffected by 4 days incubation in a mixture of 17% oxygen/83% helium. This mixture reduced the carbon dioxide tension in the airspace but did not affect the oxygen tension relative to eggs incubated in air. It is suggested, therefore, that the carbon dioxide that builds up within eggs during incubation does not limit embryo Science Interstate publishersM E EngsmingerEngsminger, 1992. Poultry Science Interstate publishers. Inc. Daville Pemuliabiakan Ternak di Lapangan. PT Gramedia WidisaranaW HardjosubrotoHardjosubroto, W., 1994. Aplikasi Pemuliabiakan Ternak di Lapangan. PT Gramedia Widisarana. IswantoIswanto, H., 2005. Ayam kampung pedaging. PT Agromedia Pustaka. disampaikan pada semiloka Pengkajian Pengembangan Produksi Bibit Ayam Buras dan Itik. Cisarua Bogor. 22 MaretS S MansjoerMansjoer, S. S., 2003. Potensi ayam buras di Indonesia. Makalah disampaikan pada semiloka Pengkajian Pengembangan Produksi Bibit Ayam Buras dan Itik. Cisarua Bogor. 22 Maret 2003. Muryanto., 2007. Teknologi inseminasi buatan pada ayam buras. BPTP Jawa Tengah. Teknologi rekomondasi ayam Potong Lokal Ayam HibridaD MuryantoT PramonoS PrasetyoH E PrawirodigdoE MumpuniI Kushartanti DanMusawatiMuryanto, D. Pramono, T. Prasetyo, S. Prawirodigdo, Mumpuni, E. Kushartanti dan I. Musawati., 2002. Paket Teknologi rekomondasi ayam Potong Lokal Ayam Hibrida. BPTP Jawa Tengah. Semarang. nd// &view=article&id=285 peternakan&catid=27rekomondasi -teknologi&Itemid=66. Diakses pada tanggal 8 Agustus 2012.Commercial Chaicken Production Manual. 4 th Ed. Avi publishing Company incL T NafiuM SailiA S RusdinY Aku DanTaufikNafiu, L. T. Saili, M. Rusdin, Aku dan 2009. Pelestarian dan pengembangan ayam tolaki sebag North, dan Bell., 1990. Commercial Chaicken Production Manual. 4 th Ed. Avi publishing Company inc. Westport. dan daya tetas telurZ PutraPutra, Z., 2009. Fertilitas dan daya tetas telur. http// www. 20 Maret 2012. nzQHWh.
  • j5w6dvfokb.pages.dev/239
  • j5w6dvfokb.pages.dev/14
  • j5w6dvfokb.pages.dev/335
  • j5w6dvfokb.pages.dev/8
  • j5w6dvfokb.pages.dev/194
  • j5w6dvfokb.pages.dev/131
  • j5w6dvfokb.pages.dev/252
  • j5w6dvfokb.pages.dev/241
  • j5w6dvfokb.pages.dev/41
  • rumus kawin silang ayam